Warga di cluster mewah di Tangerang sedang ramai mengeluhkan peraturan yang dikeluarkan oleh pengurus RT/RW setempat. Peraturan-peraturan tersebut dinilai tidak masuk akal dan memberatkan para pemilik rumah di cluster tersebut.
Salah satu peraturan yang dianggap kontroversial adalah larangan memasang taman depan rumah dengan jenis tanaman tertentu. Para warga menilai larangan tersebut bertentangan dengan hak individu mereka untuk menghias rumah sesuai dengan keinginan masing-masing. Selain itu, ada juga larangan membangun fasilitas seperti kolam renang pribadi di halaman rumah.
Warga cluster mewah Tangerang menyayangkan peraturan-peraturan ini karena dinilai tidak memperhatikan kebutuhan dan keinginan mereka sebagai pemilik rumah. Mereka merasa telah membayar dengan harga yang tinggi untuk tinggal di cluster mewah tersebut namun dibatasi oleh peraturan-peraturan yang mereka anggap berlebihan.
Tak hanya itu, beberapa warga juga mengeluhkan adanya kewajiban membayar iuran bulanan yang dianggap terlalu tinggi dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh. Beberapa fasilitas yang seharusnya menjadi tanggung jawab pengurus RT/RW tidak diurus dengan baik sehingga warga merasa keberatan dengan jumlah iuran yang harus mereka bayar setiap bulan.
Sikap otoriter dari pengurus RT/RW ini juga mendapat sorotan dari beberapa warga. Mereka merasa tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan yang pada akhirnya mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan warga dan mengganggu kedamaian di cluster mewah tersebut.
Peraturan RT/RW yang dianggap tidak masuk akal ini menjadi sorotan utama warga cluster mewah di Tangerang. Mereka berharap agar pengurus RT/RW dapat lebih memperhatikan aspirasi dan kebutuhan warga agar kehidupan di cluster mewah tersebut dapat berjalan sesuai dengan harapan mereka.
